News Update28 November 2016 17:36:51: One Day Sharing KKNI

MERDEKA BELAJAR DAN BELAJAR MERDEKA (Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd.)

Bookmark and Share
08 April 2021 - 11:50:53 » Diposting oleh : rahmatmulyono » Hits : 2717
MERDEKA BELAJAR DAN BELAJAR MERDEKA (Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd.)

Humas. 05/04/2021. Setahun lebih dunia dilanda pandemi Covid-19. Protokol kesehatan (prokes) dan kenormalan baru telah menjadi bagian akrab sehari-hari. Kini pemerintah sudah mulai melaksanakan vaksinasi. Di antara penerima vaksin, guru termasuk pihak yang pertama diprioritaskan.

Pengutamaan ini tentu seiring dengan rencana pembelajaran tatap muka mulai Juli mendatang. Sebelum pembelajaran tatap muka diberlakukan, diperlukan persiapan matang. Selain peserta didik yang telah divaksin, tata  kelola  pembelajaran di kelas harus terintegrasi dengan  prokes.

Pembelajaran Campuran

Di samping menjaga jarak dan memakai masker, format ruang kelas harus disesuaikan menurut tata cara kenormalan baru. Satu kelas mungkin hanya memenuhi syarat untuk 50% siswa. Di luar persoalan  teknis, terpenting bagaimana menyiasati manajemen pelaksanaan pembelajaran. Penulis berpendapat, agar mekanisme tatap muka diterapkan berdasar skema pembelajaran campuran (blended learning). Metode ini bersifat menggabungkan, mengombinasikan, dan memadukan pembelajaran daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Pembelajaran campuran menengahi sekaligus  menawarkan solusi dalam menggelar kegiatan pembelajaran tatap muka selama pandemi. Agar prosess implementasi berlangsung strategis, penulis menyodorkan upaya sinergis program ‘merdeka belajar’ yang digagas Mendikbud Nadiem Makarim dengan konsep ‘belajar merdeka’ di rumah. Konsep belajar merdeka merespons keterbatasan program merdeka belajar di sekolah, dengan membuka peluang keluarga mendampingi putera-puterinya belajar di rumah.

Garis besar konsep merdeka belajar adalah  memberi otonomi khusus bagi sekolah maupun komponen di dalamnya untuk menentukan cara dan corak proses pembelajaran. Termasuk upaya perampingan beban  administratif guru yang selama ini mengekang. Guru diberi kemerdekaan menyiapkan materi. Nadiem mengatakan kalau guru ingin mengajak peserta didiknya ke luar kelas, belajar dari dunia di sekitarnya, kurikulum malah menutup celah kreasi dan inovasi guru. Sedang dunia sekarang membutuhkan kecakapan anak dalam berkarya dan berinovasi.

Setiap anak memiliki bakat dan minat beraneka ragam, tetapi keseragaman menutupi potensi itu. Merdeka belajar sesungguhnya menjawab tantangan itu. Program merdeka belajar berangkat dari filosofi perubahan dan kemandirian   Ki Hadjar Dewantara. Gagasan ini berawal tahun 1920 tentang cita-cita baru perubahan radikal dalam lapangan pendidikan dan pengajaran.

Sistem ‘Among’

Cita-cita baru merupakan gabungan kesadaran kultural dan kebangkitan politik. Integrasi keduanya tak terlepas dari asas pendidikan yang berbasis kemerdekaan. Tujuan pendidikan adalah kesempurnaan hidup manusia, sehingga dapat memenuhi segala keperluan lahir dan batin yang diperoleh dari kodrat alam  (Ki Hadjar Dewantara, 2009).

Pemahaman belajar merdeka merujuk pada konsep pembelajaran untuk kemandirian atau kemerdekaan. Ki Hadjar menyebut kemandirian atau kemerdekaan jiwa. Bagi penulis, pengertian belajar merdeka atau belajar kemandirian lekat dengan teori Ki Hadjar tentang sistem among, yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Ketiganya merupakan substansi teori pendidikan yang dapat diterapkan dalam pendidikan keluarga dengan tujuan kemandirian atau kemerdekaan anak.

Momentum pandemi Covid-19 sesungguhnya  merupakan kesempatan emas untuk belajar merdeka melalui lingkungan keluarga. Selain metode blended learning ditempuh lewat pembelajaran secara daring, peran keluarga di rumah sangat signifikan dalam mengajarkan anak tentang kemandirian (belajar merdeka). Orangtua dapat menerapkan sistem among selama mendampingi anak.

Pada dasarnya belajar merdeka melengkapi merdeka belajar, mempertautkan keduanya secara sinergis. Sudah saatnya persiapan pembelajaran tatap muka di sekolah dibarengi pelibatan orangtua siswa. Tugas orang tua mendampingi anak sehingga terwujud kemandirian belajar. Dengan demikian, keluarga menjadi faktor kunci dalam belajar merdeka. (Penulis adalah Rektor UNY  Periode Tahun 2016-2020,  kini Dosen Pascasarjana Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata  Tamansiswa  Yogyakarta). Artikel dimuat pada Kedaulatan Rakyat, 5 April 2021, kolom Opini.

Salam Humas

Ki RM

 

Info Terkait

Tinggalkan Komentar

  • Nama
  • Website
  • Komentar
  • Kode Verifikasi
  • 133 + 2 = ?
Banner
SMS Center
PMB
Peninjauan Kurikulum
BIAYA PMB 2023/2024
Online Support
Statistik Member
Member:224 Orang
Member Aktif:224 Orang
Member Baru Hari Ini:0 Orang
Copyright © 2014 Pascasarjana Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. All Rights Reserved
Developed by Beesolution.Net